Berebut Seonggok Bangkai
Hmm… Jijik mendengarnya… melihat pun tak mau,..
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika melewati pasar sementara orang-orang berada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:
Sungguh,..ini
adalah pelajaran yang berharga dari nabi yang mulia.
Dari Huzail bin Syurahbil dari Abdillah bin Mas’ud menyatakan:
Ibnu Ruumi mengatakan:
Apalah arti seonggok
bangkai?
Wallahu a’lam bis shawaab….
Hmm… Jijik mendengarnya… melihat pun tak mau,..
Namun
demikianlah keadaannya..
"Singa tak mau berebut...Hanya anjing saja yang berebut bangkai, lihatlah kehidupan anjing! Mereka nampak bersahabat, akur, ramah berteman. Namun tatkala dihadapkan dengan seonggok bangkai ia menjadi musuh, siapa yang kuat ia dapat, siapa yang menang ia kenyang".
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika melewati pasar sementara orang-orang berada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:
أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟
فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ:
أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا
فِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِ
لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Siapa di antara
kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu
dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah
apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing
ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih
hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah
menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi
Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya
bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)
Dari Huzail bin Syurahbil dari Abdillah bin Mas’ud menyatakan:
مَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ أَضَرَّ
بِالدُّنْيَا، وَمَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا، أَضَرَّ بِالآخِرَةِ، يَا قَوْمُ
فَأَضِرُّوْا بِالْفَانِيْ لِلْبَاقِيْ
“Setiap
hamba yang mengharapkan akhirat pasti akan terganggu dunianya. Dan setiap hamba
yang mengejar dunia pasti akhiratnya akan terganggu. Wahai kaum! Biarlah dunia
fana terganggu demi kehidupan yang kekal”(Siyar A'lamin Nubala:1/496)
Demikianlah hakikat
dunia,,..
Tidak
sedikit hamba yang tertipu dengan dunia, mendahulukan kepentingan dunia. Apapun
alasannya, dengan alasan-alasan yang masuk akal ataupun yang tidak masuk akal.
Lihatlah
anak-anak kita… pertandingan sepak bola, sinetron, PeEs dll, mengalahkan sholat
berjamaah dengan seribu alasan. "nanggung tinggal dikit lagi" itulah
diantara hiilah mereka. Yang tua pun tak mau ketinggalan, giliran rapat
kerja, nonton bola, sholat pun ditinggalkan. Ada yang lebih parah lagi menjual
agamanya karena himpitan ekonomi.. na'udzu billah..
Mari kita tadabburi sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dalam hadits Abu Hurairah riwayat Muslim,
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا
كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا
أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ
الدُّنْيَا
“Segeralah di dalam beramal sebelum
datangnya fitnah (ujian dan cobaan agama)! Seperti potongan-potongan malam yang
gelap gulita. Di kala pagi seorang hamba masih beriman namun di sore hari telah
kafir. Masih beriman di sore hari namun paginya telah kafir. Ia menjual
agamanya dengan sepotong dunia”
(HR. Muslim:118)
Ah… dunia ini hanya
sementara! Sudah berapa lama kita hidup di dunia ini? Cobalah kita mengenang
masa yang telah lalu, tak terasa beberapa tahun bahkan puluhan tahun
terlewatkan dengan sia-sia. Lalu, berapa tahun lagi yang tersisa dari umur kita
ini?
Dunia ini ibarat seonggok
bangkai… bahkan lebih hina dari itu.. nas alullahal 'afiyah..Ibnu Ruumi mengatakan:
ألا إنّما
الدنيا كجيفة ِ مَيْتة ٍ
Ketahuilah sesungguhnya dunia itu
bagaikan bangkai (dawawiin syi'r 'araby:73/151)
Hanya anjing saja yang
berebut bangkai, lihatlah kehidupan anjing! Mereka nampak bersahabat, akur,
ramah berteman. Namun tatkala dihadapkan dengan seonggok bangkai ia menjadi
musuh, siapa yang kuat ia dapat, siapa yang menang ia kenyang.
Seperti itukah dunia?
Disaat manusia tak ingin mendekat Sang Pencipta, maka sudah pasti ia akan
berebut dunia yang fana ini. Bahkan tak pandang bulu, tak segan-segan hanya
ingin mendapatkan dunia ia harus berdusta, berkhianat, bahkan hingga
pertumpahan darah meskipun dengan saudara, hatinya buta karena harta dunia.
Hanya anjing yang berhasrat
berebut bangkai… kasarkah ungkapan ini?
Ah, tidak.. ini hanyalah
kata-kata yang difahami dari ungkapan bait syair Al Imam Asy Syafi'I rahimahullah
dalam diwannya halaman 2:
وَمَنْ يَذُقِ الدُّنْيَا فَإِنِّيْ
طَعِمْتُهَا … وَسِيْقَ إِلَيْنَا عَذْبُهَا وَعَذَابُهَا
فَلَمْ أَرَهَا إِلَّا غُرُوْرًا
وَبَاطِلًا … كَمَا لَاحَ فِيْ ظَهْرِ الفَلَاةِ سَرَابُهَا
وَمَا هِيَ إِلَّا جِيْفَةٌ
مُسْتَحِيْلَةٌ … عَلَيْهَا كِلَابٌ هَمُّهُنَّ اجْتِذَابُهَا
فَإِن تَجْتَنِبْهَا كُنْتَ سِلْمًا
لِأَهْلِهَا … وَإِنْ تَجْتَذِبْهَا نَازَعَتْكَ كِلَابُهَا
Barangsiapa ingin merasakan dunia, sungguh aku pernah merasakannya
Pernah dialirkan untuk kami kesenangan dunia juga penderitaannya
Ternyata, aku tidak melihatnya kecuali hanya sebatas tipuan dan kebatilan belaka
Persis fatamorgana yang terpampang di padang sahara
Dunia itu tidak lain hanya bangkai tak berharga
Di atasnya hanyalah anjing-anjing yang bernafsu untuk menguasainya
Jika engkau menghindar, engkau akan selamat dari mereka
Namun jika engkau juga ingin menguasainya, anjing-anjing itu akan mengeroyokmu bersama
اَللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا
فِيْ دِيْنِنَا وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ
عِلْمِنَا
“Ya Allah, janganlah
Engkau timpakan musibah dalam kepentingan agama kami. Janganlah engkau jadikan
dunia sebagai cita-cita terbesar kami juga akhir dari ilmu kami”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar